Menurut kamus bahasa Indonesia, friksi dimaknai sebagai 1 pergeseran yang menimbulkan perbedaan pendapat; 2 perpecahan. Aplikasi kata ini pada hal sehari-hari tidak jauh dari kedua makna tersebut. Konsekuensinya, keberadaan friksi selalu berkonotasi negatif dan selalu dihindari. Dunia kerja, bagaimanapun adalah lingkungan yang rentan dengan friksi. Di dalam ilmu manajemen, sebuah organisasi disebut sebagai kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen atau pengelolaan manusia di dalam organisasi adalah pengelolaan friksi dan konflik.
Menurut ilmu fisika, friksi disebut sebagai gaya gesek, yaitu gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Pada prinsipnya ada 2 jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak lurus yaitu statis (sebelum benda bergerak) dan kinetis (ketika dua benda bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan). Adapun gaya gesek untuk benda menggelinding, berputar atau antara benda padat dan fluida, merupakan turunan dari kedua jenis gaya gesek tersebut.
Formula gaya gesek adalah f ≤ μ Fn di mana f adalah gaya gesek maksimum, μ adalah koefisien gaya gesek dan Fn adalah gaya normal. Kekasaran permukaan kedua benda yang bergesekan atau koefisien gaya gesek, μ, menentukan besar kecilnya gaya gesek. Semakin kasar suatu permukaan, semakin besar gaya geseknya dan semakin “sulit” benda bergerak di atas permukaan tersebut. Sebaliknya, semakin halus permukaan, semakin kecil gaya geseknya dan semakin “mudah” benda untuk bergerak di atasnya. Koefisien gaya gesek adalah karakter asal yang dimiliki setiap benda, cenderung tetap dan hanya berubah jika bendanya berubah.
Friksi atau gaya gesek di dalam contoh kehidupan memungkinkan manusia berjalan (gesekan antara sol sepatu dengan lantai), kendaraan melaju (gesekan antara ban dengan aspal), parasut mengembang (karena gesekan antara payung dengan udara), ikan berenang (gesekan antara sirip dengan air), papan ski meluncur (gesekan antara papan dengan salju), pesawat mendarat (gesekan antara roda dengan aspal), dan seterusnya. Dengan demikian, friksi atau gesekan adalah keniscayaan dari hubungan antara dua benda. Semakin banyak dan rumit hubungan antara benda-benda, semakin banyak gesekan yang muncul. Gaya normal yang lebih besar daripada gaya gesek maksimumnya menentukan gerak yang terjadi.
Pada hubungan antara manusia, baik secara pribadi maupun di dalam organisasi, pengelolaan friksi akan berpengaruh kepada hasil hubungan yang dicapai. Apabila masing-masing individu bersikukuh dengan karakternya dalam memengaruhi hubungan, dalam hal ini sebagai koefisien μ, tentu akan memperbesar gaya gesek maksimum. Akibatnya tidak terwujud gerakan atau kerja sama sehingga relasi atau organisasi pun bubar. Sebaliknya jika motivasi tujuan bersama, sebagai Fn, diperbesar atau lebih diutamakan, maka kerja sama bisa terwujud dan organisasi dapat bergerak.
—
Versi Bahasa Inggris artikel ini bisa dibaca di sini.