I am millenial

I am a millenial who others see me setting the bar too high when I am just a pragmatist to be happy.

I am a millenial who others see me lazy when I just work hard in a smarter way.

I am a millenial who others see me work to live rather live to work when I just integrate the work with life.

I am a millenial who others see me as compulsive job-hopper when I am just cautious and expect to be developed, valued and appreciated.

I am a millenial who others see me have little time for expwrienced colleagues whereas I just enjoy learning through reverse mentoring.

***

https://www.theguardian.com/world/2016/mar/15/millennials-work-five-stereotypes-generation-y-jobs

Iklan

friksi

Menurut kamus bahasa Indonesia, friksi dimaknai sebagai 1 pergeseran yang menimbulkan perbedaan pendapat; 2 perpecahan. Aplikasi kata ini pada hal sehari-hari tidak jauh dari kedua makna tersebut. Konsekuensinya, keberadaan friksi selalu berkonotasi negatif dan selalu dihindari. Dunia kerja, bagaimanapun adalah lingkungan yang rentan dengan friksi. Di dalam ilmu manajemen, sebuah organisasi disebut sebagai kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen atau pengelolaan manusia di dalam organisasi adalah pengelolaan friksi dan konflik.

Menurut ilmu fisika, friksi disebut sebagai gaya gesek, yaitu gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Pada prinsipnya ada 2 jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak lurus yaitu statis (sebelum benda bergerak) dan kinetis (ketika dua benda bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan). Adapun gaya gesek untuk benda menggelinding, berputar atau antara benda padat dan fluida, merupakan turunan dari kedua jenis gaya gesek tersebut.

Formula gaya gesek adalah f μ Fn di mana f adalah gaya gesek maksimum, μ adalah koefisien gaya gesek dan Fn adalah gaya normal. Kekasaran permukaan kedua benda yang bergesekan atau koefisien gaya gesek, μ, menentukan besar kecilnya gaya gesek. Semakin kasar suatu permukaan, semakin besar gaya geseknya dan semakin “sulit” benda bergerak di atas permukaan tersebut. Sebaliknya, semakin halus permukaan, semakin kecil gaya geseknya dan semakin “mudah” benda untuk bergerak di atasnya. Koefisien gaya gesek adalah karakter asal yang dimiliki setiap benda, cenderung tetap  dan hanya berubah jika bendanya berubah.

Friksi atau gaya gesek di dalam contoh kehidupan memungkinkan manusia berjalan (gesekan antara sol sepatu dengan lantai), kendaraan melaju (gesekan antara ban dengan aspal), parasut mengembang (karena gesekan antara payung dengan udara), ikan berenang (gesekan antara sirip dengan air), papan ski meluncur (gesekan antara papan dengan salju), pesawat mendarat (gesekan antara roda dengan aspal), dan seterusnya. Dengan demikian, friksi atau gesekan adalah keniscayaan dari hubungan antara dua benda. Semakin banyak dan rumit hubungan antara benda-benda, semakin banyak gesekan yang muncul. Gaya normal yang lebih besar daripada gaya gesek maksimumnya menentukan gerak yang terjadi.

Pada hubungan antara manusia, baik secara pribadi maupun di dalam organisasi, pengelolaan friksi akan berpengaruh kepada hasil hubungan yang dicapai. Apabila masing-masing individu bersikukuh dengan karakternya dalam memengaruhi hubungan, dalam hal ini sebagai koefisien μ, tentu akan memperbesar gaya gesek maksimum. Akibatnya tidak terwujud gerakan atau kerja sama sehingga relasi atau organisasi pun bubar. Sebaliknya jika motivasi tujuan bersama, sebagai  Fn, diperbesar atau lebih diutamakan, maka kerja sama bisa terwujud dan organisasi dapat bergerak.

Versi Bahasa Inggris artikel ini bisa dibaca di sini.

lebih cepat atau lebih lambat

Ketika dunia digital diterapkan di meja kerja, diharapkan menjadi lebih cepat, lebih baik dan lebih pintar. Salah satunya adalah penerapan disposisi elektronik untuk meneruskan surat atau pesan dari atasan ke level pekerja. Disposisi elektronik yang pada awalnya dilakukan melalui e-mail kemudian dikembangkan sehingga dapat dilakukan melalui aplikasi online adalah hal yang patut diapresiasi. Capaian ini terjadi hanya dalam 2 tahun saja di bawah pimpinan yang sangat peduli dengan kecanggihan teknologi informasi. Aplikasi online dapat diakses dari mana saja selama gawai yang digunakan tersambung ke jaringan internet.

Kegiatan rutin pagi hari dimulai dengan membuka aplikasi ini, meneruskan informasi yang dianggap perlu, serta membersihkan daftar tugas yang belum selesai dikerjakan. Sayangnya masih banyak pengguna yang tidak memanfaatkan aplikasi secara baik. Hal ini terlihat dari banyaknya informasi yang sama terkirim berkali-kali, pesan atau instruksi yang tidak jelas. Tak ayal, walaupun elektronik, disposisi masih bersifat to dispose. Rangkaian prosedur aplikasi yang perlu lebih efisien untuk sebuah tugas dibaca, diterima dan diteruskan atau selesai. Alih-alih lebih cepat, pekerjaan membuka aplikasi pun membutuhkan ekstra upaya dan waktu.

masih berlanjut

121014-pm-img-02Dari di atas $ 100 per barel turun ke $ 35 dan lebih rendah, harga minyak telah membuat perubahan yang luar biasa dalam setiap aspek kehidupan pekerja minyak dan gas bumi. Perusahaan hulu terus memotong anggaran mereka, menurunkan gaji, dan merumahkan pekerja mereka. Di sisi lain, beberapa hilir mengambil begitu banyak manfaat dan membayar bonus yang besar kepada karyawan mereka. Apa yang bisa kita lakukan dalam cerita yang “masih berlanjut” ini?

Pertama, periksa aset kita lagi. Apakah kita masih memiliki jumlah berlimpah cadangan terbukti di bawah bumi kita? Bagaimana dengan kemungkinan cadangan yang ada? Apakah ada cukup hidrokarbon untuk memberi makan anak-anak kita sampai tujuh generasi berikutnya? Apa yang bisa kita lakukan untuk mengekstrak minyak dan mengalirkan gas ke permukaan, kemudian mengubahnya menjadi uang yang kita butuhkan untuk menunjang hidup?

Bagaimana produksi kita yang ada sekarang? Apakah kita telah mengelola reservoir dengan efektif? Apakah kita telah melakukan optimasi yang inovatif? Lihatlah juga fasilitas produksi yang kita miliki. Apakah peralatan berjalan efisien? Apakah terpelihara dengan baik? Bisakah kita lihat setiap potensi yang belum dikembangkan?

Jika Anda menjawab begitu banyak “ya” untuk pertanyaan di atas, mungkin “ya” juga untuk melanjutkan karir Anda dalam industri ini. Tetapi jika Anda menemukan banyak “tidak” untuk jawaban, Anda mungkin panik dan diperbolehkan untuk terus mencari peluang lain.

Kedua, pilihan apapun yang Anda pilih, Anda masih selalu diterima untuk menjadi sukses.

Sukses tidak selalu tentang posisi atau upah yang besar, juga uang yang banyak. Sukses adalah bagaimana kita menghargai kehidupan kita sehari-hari, tanpa mengeluh dan menggerutu. Sukses selalu tentang kerja keras, menghindari menunda-nunda, dan jangan lupa untuk bangun bukannya menyerah.

Ketiga, untuk menjaga kesuksesan sejak muda kita, kita harus bertindak sesuai dalam hal-hal berikut ini: integritas, etika, gotong royong, dan pengabdian.

Integritas kita diuji oleh seberapa jujur ​​kita melakukan pekerjaan, apakah kita dapat dipercaya dan profesional. Etos kerja kita dinilai oleh disiplin terhadap waktu, menepati janji, dan menaati aturan. Gotong royong ditunjukkan oleh seberapa baik hubungan kita dengan sesama rekan, atasan, dan bawahan. Juga kesediaan kita untuk dipimpin dan penerimaan kita terhadap perbedaan orang lain.

Pengabdian kita itu diungkapkan dengan penyerahan diri kepada Allah, menerima kenyataan takdir dan mengikuti bimbingan-Nya. Seberapa baik hubungan kita dengan keluarga kita. Bagaimana murah hati kita dalam menyumbangkan beberapa bagian dari rezeki kepada yang membutuhkan. Hanya Allah yang terbaik memahami kesulitan kita, dan kepada-Nya kita meminta bantuan, untuk mendapatkan semua jalan keluar dari masalah kita. Dan kesabaran itu, masih berlanjut.

@WSM, 20151214

Tulisan ini diintisarikan dari SPE Java Section Young Professionals Inspiring Session, dengan Ibu Ira Miriawati sebagai pembicara.

kinerja dan loyalitas

image

Dalam sebuah survei yang dilakukan terhadap ratusan pekerja, diketahui bahwa 58% persen pekerja akan pergi jika ada tawaran yang lebih baik atau jika berkurangnya kompensasi yang diterima. Survei juga menunjukkan harapan yang besar dari pekerja kepada manajemen untuk memperhatikan kesejahteraan pekerja. Pada survei kepuasan konsumen diketahui bahwa lebih dari 67% konsumen puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pekerja perusahaan tersebut.

Menarik, perusahaan itu memiliki 42% pekerja yang loyal tanpa syarat dan sisanya bersyarat. Hanya 33% dari mereka yang perlu memperbaiki profesionalisme kerja dan dalam melayani klien sebaik mungkin.

Kabarnya manajemen hendak menerapkan suatu kebijakan baru untuk mendorong kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Yaitu dengan penerapan skala kenaikan merit 0 – 5, dengan angka 5 untuk nilai kinerja signifikan di atas rata-rata dan angka 0 untuk nilai kinerja tidak tercapai. Tentu saja hal ini akan memengaruhi insentif kinerja dan upah yang diterima pekerja pada tahun berikutnya.

Dengan adanya penerapan mekanisme anggaran yang tidak mengenal panjar insentif dapat dipastikan bahwa panjar insentif yang biasanya diberikan di tengah tahun depan dan berikutnya menjadi tidak ada.

Kebijakan baru ini, sebagai “stick” akan memiliki sisi positif, yaitu pekerja akan termotivasi untuk berkinerja lebih baik demi mendapatkan “carrot” yaitu insentif kinerja dan kenaikan merit yang besar. Otomatis, kinerja perusahaan akan meningkat dan mendapatkan nilai lebih baik di mata konsumen maupun para pemangku kepentingan.

Sekaligus beberapa sisi negatif: tumbuhnya iklim kompetisi yang berpotensi saling menjatuhkan demi meraih peringkat terbaik; hilangnya loyalitas sebagian pekerja apabila hasil kerjanya dianggap tidak memberi andil bagi perusahaan; menurunnya kepercayaan akibat berkurangnya kesejahteraan pekerja secara umum.

Kepemimpinan yang mengagumkan diharapkan dapat mengembalikan tingkat loyalitas pekerja tanpa mengurangi kinerja, tentu saja apabila manajemen mau memperhatikan harapan pekerja.